Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-15 03:30:22【Resep】791 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Jakarta Barat, Satria Jayaputra member

Jakarta (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan menyebutkan bahwa menu diduga menyebabkan keracunan 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan, Jakarta Barat berupa puding dan mi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kalau puding memang kami pakai orang kedua, jadi dibuat oleh UMKM. Kalau mi basah juga kami ambil dari UMKM karena ngakut kewalahan kalau buat sendiri. Telur kami olah langsung,” kata Kepala SPPG Meruya Selatan, Satria Jayaputra di Jakarta, Senin.
Satria mengangakan, SPPG memang diperbolehkan mengambil produk UMKM asalkan mereka sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersertifikat halal.
Adapun keputusan mengganti susu dengan puding sebagai menu tambahan lantaran stok susu di Jakarta saat itu habis.
“Awalnya mau pakai susu, tapi stoknya habis, jadi diganti puding,” kata Satria.
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, sekolah di Jakbar jajak pendapat orang tua
Satria pun membenarkan adanya seorang siswa melapor bahwa tercium aroma ngak sedap dari puding yang dibagikan.
“Ada satu anak yang bilang baunya kayak asap rokok. Tapi setelah saya cium, ternyata memang ada aroma gosong dari puding itu,” kata dia.
Kendati penyebab pasti keracunan masih diselidiki pihak Badan Gizi Nasional (BGN), pihaknya telah memutus kerja sama dengan UMKM dalam pengolahan makanan MBG.
“Ke depan, kami sudah ngak akan pakai UMKM lagi. Lebih baik semuanya kami buat sendiri di dapur supaya tahu bahan-bahannya aman dan prosesnya bersih,” kata Satria.
Sebelumnya, sebanyak 20 siswa SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, SDN di Jakbar setop program 10 hari
Kepala SDN Meruya Selatan 01, Siti Sofyatun mengangakan kejadian itu terjadi pada hari ketiga sekolahnya mendapat jatah MBG, tepatnya Rabu (29/10).
Indikasi keracunan terlihat saat 20 orang anak menunjukkan gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG yang terdiri dari mi, telur kecap, puding dan beberapa item menu lainnya.
"Tujuh yang ke RSUD, karena waktu itu Puskemas Kembangan lagi penuh. Jadi, akhirnya kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah 13 anak itu ditangani sama dokter. Artinya ngak parah," ujar Siti.
Kendati hasil resmi laboratorium belum keluar, Siti menduga item menu yang menyebabkan keracunan adalah mi atau puding.
Puluhan siswa tersebut kini dipastikan aman dan sudah kembali beraktivitas setelah mendapat perawatan. Mereka pun sudah kembali bersekolah keesokan harinya.
Baca juga: Diduga keracunan, SDN Meruya Selatan 01 hentikan sementara pasokan MBG
Suka(45)
Artikel Terkait
- UMKM binaan Pertamina raup Rp250 juta di ajang MotoGP Mandalika
- Natasha Wilona cerita cara tetap positif saat kulit wajah “breakout
- Luhut minta BGN perbaiki serapan anggaran dan bangun ekosistem MBG
- Hari Pangan Sedunia, masih ada 673 juta orang tidur kelaparan
- Kapolri siapkan fitur lapor cepat pada aplikasi ojek daring untuk kamtibmas
- Membaca arah masa depan Koperasi Desa Merah Putih
- Mendag sebut transaksi TEI 2025 tembus Rp286 triliun
- Hari Pangan Sedunia, masih ada 673 juta orang tidur kelaparan
- Jepang lanjutkan ekspor makanan laut ke China setelah larangan dicabut
- Rahasia kulit sehat dan awet muda dengan 7 makanan kaya kolagen alami
Resep Populer
Rekomendasi

Mendagri: Inflasi YoY Oktober masih aman di angka 2,86 persen

Polda Metro Jaya tangkap sembilan tersangka penyekapan di Tangsel

Mulut bersih, tenggorokan sehat: ini manfaat kumur dengan air garam

3 sumber protein nabati dan manfaatnya bagi tubuh manusia

Baru tiga SPPG kantongi SLHS, Pemprov DIY ungkap kendalanya

Prabowo: Penerima MBG 35,4 juta orang, hampir 7 kali populasi Singapura

Hari pangan dunia untuk Asta Cita

SPPG Margomulyo andalkan pasokan petani dan usaha lokal untuk MBG